Minggu, 23 Februari 2020

KRITIK SENI TARI (RANGKUMAN MATERI KELAS XI)

#PENGERTIAN KKRITIK SENI
suatu kegiatan yang menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni juga untuk menilai dan meningkatkan kualitas dari sebuah karya.

Kritik tari dilakukan untuk memberikan informasi pada masyarakat terhadap sebuah kejadian pertunjukan atau perkembangan tari sehingga masyarakat yang pada saat kejadian tidak menyaksikan akhirnya dapat mengetahuinya.

#FUNGSI KRITIK SENI
  1. Mengenalkan karya tari kepada masyarakat atau media informasi bagi publik
  2. Media komunikasi antara seniman, kritikus dan pembaca.
  3. Untuk evaluasi diri bagi pencipta karya seni.
  4. Media peningkatan kualitas produk karya tari

#TUJUAN KRITIK TARI
beberapa tujuan dari kritik tari antara lain sebagai berikut
  • Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan.
  • Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang dipentaskan.
  • Memberikan bahan evaluasi dan masukan posistif terhadap karya seniman tari.
  • Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya.
  • Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya yang dibuat seniman.
  • Mendorong masyarakat (penikmat) untuk  mengapresiasi karya seni secara lebih baik

#NILAI ESTETIS DALAM KRITIK TARI
Pernahkah kamu menilai sebuah karya seni? Apakah tujuan dari menilai sebuah karya seni?

Nilai estetis dalam karya seni tari tidak hanya dilihat dari gerak tari itu sendiri melainkan dilihat dari berbagai aspek seni yang lain sebagai unsur pendukungnya.

Pemahaman dari seorang kritikus seni nilai estetis sangat dipengaruhi dari kepekaan rasa bagaimana penari dapat membawakan tarian dengan penuh penghayatan atau penjiwaan

Seorang penari dapat terlihat menarik karena kostum yang digunakan menarik, memiliki teknik menari yang baik, memiliki penapilan pribadi yang mengesankan, memilliki kepekaan yang baik dalam ritme dan musik keberhasilan koreografi yang tepat dan dapat menggugah emosi baik pada penari maupun bagi penonton

#TAHAPAN KRITIK TARI
1. Deskripsi
tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan.

2. Analisis formal
tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya.

3. Interpretasi
tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan.

4. Evaluasi atau penilaian
tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis

Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Mengkaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis
  • Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah
  • Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada sebelumnya.
  • Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya

#JENIS JENIS KRITIK TARI
Berikut ini terdapat empat (4) jenis-jenis kritik tari, yakni sebagai berikut:
1. Kritik jurnalistik
Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan secara terbuka.
Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran, pementasan, konser, atau jenis pertunjukan lain.

2. kritik pedagogik
Tipe kritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan kesenian.
Tujuannya terutama mengembangkan bakat dan potensi artistik-estetik peserta didik agar mempunyai kemampuan mengenali bakat dan potensinya.

3. kritik ilmiah
Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.

4. kritik populer
Tipe kritik populer adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli, terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.

#BENTUK BENTUK KRITIK TARI
Berikut ini terdapat beberapa bentuk-bentuk kritik tari, yakni sebagai berikut:
1. Pendekatan formalistik
untuk menentukan kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetik bagi pengamat seni.
2. pendekatan ekspresivisme
Kritik seni ekpresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah
3.pendekatan instrumentalistik
teori seni instrumentalistik menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian.

#ALAT KRITIK SENI
Tingkat kepakaran seorang kritikus menurut keahlian dan persyaratan tersendiri,
sehingga bobot penilaian yang dilakukannya cukup meyakinkan bagi para pembaca.

#CONTOH KRITIK SENI
Berikut ini terdapat dua (2) contoh Kritik Seni, yakni sebagai berikut:

Tari Merak

  • Deskripsi
Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman sunda Raden Tjetje Somantri. Merak yaitu binatang sebesar ayam, bulunya halus dan dikepalanya memiliki seperti mahkota. Kehidupan merak yang selalu mengembangkan bulu ekornya agar menarik burung merak wanita menginspirasikan R. Tjetje Somantri untuk membuat tari Merak ini. Dalam pertunjukannya, ciri bahwa itu adalah terlihat dari pakaian yang dipakai penarinya memiliki motif seperti bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk dan warna bulu-bulu merak; hijau biru dan/atau hitam. Ditambah lagi sepasang sayapnya yang melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan. Gambaran merak akan jelas dengan memakai mahkota yang dipasang di kepala setiap penarinya. Tarian ini biasanya ditarikan berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih.

  • Analisis
Dalam pertunjukkan Tari Merak pada video “Tari Merak Upi Bandung” tersebut para penari terlihat membawakan tarian tersebut dengan sangat anggun dan begitu lemah gemulai sehingga terlihat sangat menarik. Para penari juga terlihat sangat kompak. Kostum dan make up yang mereka gunakan pun sangat bagus dan cocok. Kemudian lagu yang diputar menurut saya sangat pas atau sesuai dengan gerakan para penari.
  • Interpretasi
Simbol busana dan tata rias pada tari merak ditata sedemikian rupa, sehingga Tari Merak yang mereka bawakan ini menggambarkan keindahan dan keelokan burung Merak. Simbol gerak tari merak melambangkan gerak merak jantan yang sedang menarik pasangannya. Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik perhatian merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan panjang. Dalam pertunjukan tari merak menampilkan keceriaan karena salah satu fungsi dari tari merak adalah sebagai tari penyambut tamu. Melalui gerakan-gerakan penari tersebut tersirat pesan bahwa kedatangan tamu harus disambut dengan keceriaan sehingga semakin mempererat tali persaudaraan.

  • Evaluasi
Secara keseluruhan penyajian Tari Merak pada video “Tari Merak Upi Bandung” tersebut sangat menarik. Mereka menari dengan sangat kompak, sehingga sedap dipandang. Kostum dan make up yang mereka gunakan juga sangat serasi dan bagus, dengan perpaduan warna dari kostum yang mereka gunakan satu sama lain. Lagu yang diputar atau yang digunakan pada tarian ini sangat pas atau sangat cocok dengan gerakan tarian para penari. Ekspresi wajah mereka pada saat tampil juga sangat bagus sehingga mereka terlihat seperti professional.

“Menilai pagelaran tari XI MIPA (Ceritane Mbah Sinta )”

1. Deskripsi data
Ramayana (dari bahasa Sanskerta: रामायण, Rāmâyaṇa; yang berasal dari kata Rāma dan Ayaṇa yang berarti “Perjalanan Rama”) adalah sebuah cerita/kisah kepahlawanan dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki dari cerita Dewi Sita. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata. Pada acara pagelaran seni kemarin kelas XI MIPA menampilkan Drama tari Ramayana tetapi sudah mengalami pengembangan alur cerita. Mereka membawakan cerita yang berjudul “Ceritane mbah sinta”.

Pagelaran itu ditampilkan oleh kelas XI MIPA. Pemainnya adalah sebagian dari kelas tersebut dan sebagian lagi sebagai organizing commite. Cerita itu cukup menghibur para penonton karena mereka tampil dengan maksimal. Cerita ramayana asli yang penuh dengan adegan tegang dan penuh pertarungan mampu mereka ubah menjadi cerita yang bergenre komedi. Menurut kami korografer dan kostum dari kelas XI  MIPA itu sudah mendukung penampilan, tetapi koreonya, pola lantai, ekspreksi penari,tatanan musik itu kurang.

2. Analisis
Antara lain:
  • Narator tertalu aktif berdialog
Pola lantai kurang, karena tidak terlalu terlihat pola lantainya saat menari pemain hanya berada di satu tempat sehingga tidak tertata dengan baik.

  • Ekspresi
Totalitas ekspresi tidak di mainkan, karena para penari terlalu banyak bercanda, unsur-unsur tari wirasanya itu tidak dimainkan, dan menyebabkan penonton berfikir ini seperti masih latian.

  • Tatanan musik
Musiknya sebenarnya sudah mendukung namun operatornya kurang konsensentrasi sehingga ada part dimana seharusnya ada musik namun tidak jadi, kita mengatahiu ini karena ada kode dari narrator kepada operator musik namun tidak direspon. Musik ngadat dan telat masuk.

3. Interpretasi
Menurut kami tidak terdapat makna dari tarian tersebut selain untuk menghibur penonton. Karena dilihat dari temanya bergenre komedi dan tariannya termasuk modern.

4. Evaluasi
Secara keseluruhan pergelaran Drama tari kelas XI MIPA cukup menarik.  Para pemain memerankan perannya dengan rasa percaya diri yang tinggi dan mereka sudah cukup kompak. Namun ada beberapa hal yang dapat diperhatikan agar pagelaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Diantarnya mereka harus lebih mengatur pola lantai dalam menari agar tertata rapi dan mereka harus lebih memperbanyak koreografi tarinya agar seimbang dengan dialog. Adegan saat pergantian pemain tidak tertata serta narator lebih aktif berbicara dari pemain.

Jumat, 06 September 2019

SENI RUPA - BAB1 - KELAS X


1.      Pengertian Seni Rupa
Seni rupa merupakan sebuah cabang seni yang mengapresiasikan pengalaman artistik manusia kedalam sebuah bentuk yang dapat diraba oleh tangan dan ditangkap oleh mata dan dapat dinikmati dalam jangka waktu yang lama atau berulang-ulang.
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi seseorang yang tanpa batasan sehingga tak akan kehabisan ide dan dapat terus berimajinasi. Seni rupa atau seni yang tampak adalah satu bentuk kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya oleh indra penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba.

2.      Unsur-unsur Seni Rupa
a.      Titik /Bintik
Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil.
b.      Garis
Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus, tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain.
c.       Bidang
Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk dari hubungan beberapa garis. Bidang memiliki dimensi panjang dan lebar, sedangkan bentuk memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Atau dengan kata lain bidang bersifat pipih, sedangkan bentuk memiliki isi atau volume.
d.      Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut.
e.       Tekstur
Tekstur merupakan sifat permukaan sebuah benda. Sifat permukaan dapat berkesan halus, kasar, kusam, mengkilap, licin, berpori dan sebagainya.
f.       Warna
Teori warna berdasarkan cahaya dapat dilihat melalui tujuh spectrum warna dalam ilmu Fisika seperti halnya warna pelangia. Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam teori warna pigmen diantaranya;
Ø  Warna Primer, yakni warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain. Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru, 
Ø  Warna Sekunder, yaitu warna yang diperoleh dari campuran kedua warna primer, misalnya warna ungu, oranye (jingga) , dan hijau, 
Ø  Warna Tersier, yakni warna yang merupakan hasil percampuran kedua warna sekunder, 
Ø  Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dan lain-lain, 
Ø  Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain. 
g.      Gelap Terang
Dalam karya seni rupa dua dimensi gelap terang dapat berfungsi untuk beberapa hal, antara lain: menggambarkan benda menjadi berkesan tiga dimensi, menyatakan kesan ruang atau kedalaman, dan memberi perbedaan (kontras).
h.      Ruang (kedalaman)
Ruang dalam karya tiga dimensi dapat dirasakan langsung oleh pengamat seperti halnya ruangan dalam rumah, ruang kelas, dan sebaginya. Dalam karya dua dimensi ruang dapat mengacu pada luas bidang gambar

3.      Konsep Seni Rupa
Konsep seni rupa meliputi hakikat seni rupa, aspek-aspek seni rupa dan ragam seni rupa. Berikut penjelasan per-poinnya :
     Hakikat Seni Rupa
Keragaman seni berkembang sesuai dengan masyarakat yang bersangkutan. Setiap zaman dan setiap lingkungan budaya memberi batasannya sendiri tentang seni.
Manifestasi atau ungkapan rupa dapat kita jumpai pada berbagai ilustrasi pada buku, iklan, motif hias, lukisan, patung, keramik, anyaman tikar, kursi rotan dll merupakan hasil kreasi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.
     Aspek-aspek Seni Rupa
Ø     Wujud dan isi
Wujud visual karya seni rupa merupakan wadah sedangaakan yang ada di dalamnya disebut isi. Isi atau ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam seni rupa. Aspek ini sangat bergantung satu sama lain.
Ø     Media, pokok-soal, material, teknik
Media atau medium dapat diartikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan
     Ragam Seni Rupa
Klasifikasi berdasarkan bentuk dan dimensi
Klasifikasi berdasarkan fungsi

4.      Prinsip Seni Rupa
a.      Kesatuan (Unity)
Prinsip Kesatuan (Unity) adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni rupa sehingga unsur-unsur seni rupa saling berhubungan satu sama lain dan tidak berdiri sendiri. Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam membangun sebuah komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan merupakan bahan awal komposisi karya seni.

b.      Keseimbangan (Balance)
Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni. Karya seni diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap sisinya. Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada kesan suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Balance bisa dibuat secara formal/simetris dan dengan informal/asimetris serta keseimbangan radial/memancar.
Terdapat 4 jenis keseimbangan, yaitu:
Ø  Keseimbangan Sentral (Terpusat)
Ø  Keseimbangan Diagonal
Ø  Keseimbangan Simetris
Ø  Keseimbangan Asimetris

c.       Irama (Rhythm)
Irama atau Rhythm merupakan pengulangan satu atau lebih unsur secara teratur dan terus menerus sehingga mempunyai kesan bergerak. Pengulangan ini bisa berwujud bentuk, garis, atau rupa-rupa warna. Pengulangan unsur bentuk jika diletakkan ditempat yang sama maka akan terlihat statis, berbeda dengan irama harmonis maka menghasilkan nilai estetika yang unik. Untuk itu pintar-pintar dalam melakukan variasi warna, ukuran, jarak, dan tekstur.

d.      Komposisi
Prinsip seni rupa Komposisi merupakan salah satu prinsip yang menjadi dasar keindahan dari sebuah karya seni. Karena komposisi berhubungan dengan penyusunan unsur-unsur seni rupa sehingga menjadi susunan yang teratur, serasi, sehingga menghasilkan karya seni yang bagus dan menarik sehingga dapat bertujuan untuk menampilkan ekspresi.

e.       Proporsi (Kesebandingan)
Prinsip ini bertanggung jawab membandingkan bagian satu dengan bagian lainnya sehingga terlihat selaras dan enak dipandang. Besar kecil, panjang pendek, luas sempit, tinggi rendah adalah masalah prinsip proporsi. Contoh mudah yang bisa kita jadikan gambaran yaitu ketika akan membuat lukisan tubuh manusia maka bagian tubuh (kita ambil wajah) ukuran antara alis, mata, hidung, mulus harus seimbang.

f.       Pusat Perhatian (Center of Interes)
Prinsip seni rupa ini disebut juga prinsip dominasi adalah usaha untuk menampilkan bagian tertentu dari karya seni rupa sehingga terlihat menonjol atau gampang nya terlihat berbeda dengan bagian yang lain di sekitarnya. Bisa dilakukan dengan cara mengatur posisi, warna, ukuran, dan unsur lainnya.

g.      Keselarasan (Harmoni)
Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan unsur yang ada di dalam seni rupa dari berbagai bentuk berbeda. Keselarasan muncul dengan adanya kesesuaian, kesamaan, dan tidak bertentangan. Keselarasan bisa dimunculkan dengan cara mengatur warna, pencahayaan, bentuk dengan rapi atau tidak terlalu mencolok satu sama lain. Tujuan prinsip harmoni ini untuk menciptakan perpaduan yang selaras.

h.      Gradasi
Gradasi merupakan susunan warna berdasarkan tingkat perpaduan berbagai warna yang digunakan di dalam karya seni secara berangsur angsur. Prinsip gradasi sering digunakan saat membuat karikatur, lukisan, mozaik, dan seni rupa 2 dimensi lain. Karena gradasi berperan menghidupkan karya seni.

i.        Penekanan (Kontras)
Kontras mengatur perbedaan dari 2 unsur yang berlawanan, perbedaan mencolok terletak di warna, bentuk, dan ukuran sehingga karya seni tidak terkesan selalu lama. Dengan prinsip seni rupa ini maka hasilnya karya seni akan terasa lebih berwarna dan menarik.

5.      Alat, Bahan, Media dan Teknik Berkarya Seni Rupa
     Alat Berkarya Seni Rupa
Alat untuk berkarya seni rupa sangat banyak jenis dan ragamnya.
Beberapa karya seni rupa bahkan memiliki peralatan khusus yang tidak dipergunakan pada jenis karya lainnya.
Tetapi ada juga alat atau bahan yang dipergunakan hampir disemua proses berkarya seni rupa.

a)      Alat-alat Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi
Pensil, pensil arang (konte), penghapus, spidol, kuas, palet, pisau palet, canting, gawangan, wajan, komputer/laptop, mesin bordir, mesin sablon, dll.
b)      Alat-alat Berkarya Seni Rupa 3 Dimensi
Gunting, silet, pisau, butsir,pahat, palu, dll.

     Bahan Berkarya Seni Rupa
Bahan berkarya seni rupa adalah material habis pakai yang digunakan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut. Bahan untuk berkarya seni rupa dapat dikategorikan menjadi bahan alami dan bahan sintetis berdasarkan sumber bahan dan proses pengolahannya. Bahan baku alami adalah material yang bahan dasarnya berasal dari alam. Bahan-bahan ini dapat digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan secara kimiawi di pabrik atau industri terlebih dahulu.
Adapun bahan baku olahan adalah bahan-bahan alam yang telah diolah melalui proses pabriksasi atau industri tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat dan karakter khusus.
Berdasarkan sifat materialnya, bahan berkarya seni rupa ini dapat juga dikategorikan ke dalam bahan keras dan bahan lunak, bahan cair dan bahan padat dan sebagainya.

a)      Bahan-bahan Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi
Tinta, malam/lilin, pewarna sintetis, benang, crayon, pensil warna, cat akrilik, cat poster, cat minyak, cat air, cat tekstil, dll.
b)      Bahan-bahan Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi
Karton, kertas, gabus, tanah liat (earthenware: berwarna merah, stoneware: berwarna putih, porselin: tekstur lebih halus), gips, plastisin, lilin, kayu, batu, logam, besi, pipa, dll.

     Media Berkarya Seni Rupa
Media adalah perantara ide/gagasan dalam berkarya. Contoh: kanvas, kertas, kain, kayu, batu, kaca, dll.

6.      Teknik Berkarya Seni Rupa
Dalam membuat karya seni rupa murni atau terapan dibutuhkan keterampilan teknis menggunakan alat dan mengolah bahan untuk mewujudkan objek pada bidang garap.

a)      Teknik-teknik Seni Rupa 2 Dimensi

1.  Teknik Plakat : Teknik plakat adalah teknik melukis dengan menggunakan cat minyak, cat poster atau cat akrilik, dengan goresan yang tebal agar mendapatkan hasil yang pekat dan padat.

2.  Teknik Transparan : Teknik transparan adalah teknik untuk melukis seni rupa menggambar dengan menggunakan cat cair. Sapuan – sapuan warna untuk melukis harus tipis agar hasilnya juga tampak seperti transparan.

3.   Teknik Kolase : Teknik kolase adalah teknik yang akan memberikan hasil lukisan yang realis atau abstrak karena terbuat dari potongan – potongan kertas yang di tempel dengan menggunakan lem.

4.   Teknik 3 M (Merekat, Menggunting, Menempel) : adalah teknik dari seni rupa yang juga merupakan proses manipulasi lembaran kertas yang akan menjadi suatu bentuk 3 dimensi.

5.      Teknik Linear : Teknik linear adalah teknik untuk menggambar objek yang dengan menggunakan pola garis dari pensil atau pena.

6.   Teknik Blok/Siluet : Teknik blok adalah teknik yang di gunakan untuk menutupi objek lukis dengan menggunakan satu warna.

7.   Teknik Arsir : Teknik arsir adalah teknik yang di gunakan untuk menutupi objek lukis yang dengan pulasan garis sejajar atau garis menyilang dengan menggunakan pensil atau pena.

8.    Teknik Gosok/Dussel : Teknik dussel adalah teknik yang di gunakan untuk membuat gelap terang pada objek lukis dengan goresan – goresan miring yang menggunakan pensil.

9. Teknik Pointilis : Teknik pointilis adalah teknik yang di gunakan untuk menghitamkan objek lukis dengan beberapa titik – titik yang ada.

10.  Teknik Aquarel :  Teknik aquarel adalah teknik yang di gunakan untuk menutup objek lukis yang dilakukan dengan menyapu cat cair secara tipis.

11.  Teknik Mozaik : Teknik mozaik adalah teknik yang di gunakan untuk melukis dengan cara menempelkan benda – benda 3 dimensi

12.  Teknik Menganyam : Teknik menganyam adalah teknik yang di gunakan untuk menumpang tindih dan juga untuk menyilangkan bahan – bahan yang anda sehingga menghasilkan karya seni anyaman.

b)     Teknik-teknik Seni Rupa 3 Dimensi

1.    Teknik aplikasi, yaitu karya hias yang digunakan dalam seni menjahit dengan cara menempelkan bermacam-macam kain yang sudah di gunting yang seperti bunga, bintang, boneka dan bentuk lainnya di sebuah kain sebagai hiasan untuk mempercantik.

2.     Teknik merakit, yaitu karya seni dengan cara menyambungkan beberapa potongan bahan-bahan. Cara ini bisa disebut dengan merakit, rakitan adalah hasil karyanya.

3.     Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu.

4.    Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Misalnya, membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat.

5.     Teknik cor/cetak, yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Misalnya, membuat patung.

6.  Teknik makrame, yaitu sebuah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai.

c)      Teknik lain dalam berkarya seni rupa

1.  Teknik Stilasi, yaitu penyederhanaan bentuk dengan tidak meninggalkan karakter bentuk aslinya.

2.     Teknik Distorsi, yaitu melebih-lebihkan bentuk aslinya.

3. Teknik Deformasi, yaitu memisahkan unsur-unsur dengan tidak meninggalkan komposisi.

7.      Aliran Seni Rupa

Ø       Berdasarkan Zaman
Medieval Art (Mozarabic, Byzantine, Gothic, etc)
Renaissance Art (Proto Renaissance, Mannerism Renaissance, Renaissance, etc)
Post Renaissance Art (Orientalism, Luminism, Romanticism, Realism, etc)
Modern Art (Naturalism, Impressionism, Pointilism, Fauvism, Abstrac Art, etc)
Contemporary Art (Minimalism, Photorealism, Toyism, Superflat, Sky Art, etc)

Ø       Berdasarkan Budaya
Chinese Art (Gongbi, Ink and Wash Painting)
Korean Art (Joseon Dynasty)
Japanese Art (Shin-Hanga, Ukiyo-e, Nihonga, Zen, etc)
Islamic Art (Nas-Taliq, Ilkhanid, Timurid Period, Mughal, Ottoman Period, etc)
Native Art (Native Art)

8.      Tema Seni Rupa

Cukup banyak hal-hal yang dapat diangkat untuk dijadikan tema suatu seni rupa. Secara umum, ragam karya seni rupa dapat diwujudkan berdasarkan tema-tema sebagai berikut :
Ø  Manusia dan dirinya sendiri
Ø  Manusia dengan manusia lain
Ø  Manusia dengan alam sekitarnya
Ø  Manusia dan kegiatannya
Ø  Manusia dengan benda
Ø  Manusia dengan khayalan

9.      Fungsi Seni Rupa

Fungsi seni rupa terdiri atas dua yaitu fungsi individual seni rupa dan fungsi sosial seni rupa.

  • Fungsi individual seni rupa
Fungsi seni rupa yang individual ada dua yaitu fisik dan emosional.
Fungsi seni rupa secara fisik adalah pemenuhan kebutuhan fisik manusia baik yang dipakai langsung ataupun sebagai pelengkap dari aktivitasnya.
Fungsi seni rupa secara emosional bagi individu adalah sebagai efek kerja sama antara pencipta seni atau seniman yang telah menyampaikan ekspresinya terhadap penikmat karya seni rupa, atau disebut apresiator

Fungsi Sosial Seni Rupa
Fungsi seni rupa secara sosial ada empat yaitu pendidikan, rekreasi, komunikasi dan keagamaan.
  • Fungsi seni rupa terhadap pendidikan adalah sebagai sarana untuk mempermudah dan memperbagus cara pembelajaran dalam dunia pendidikan sehingga anak didik mampu menerima dan menangkap lebih cepat pembelajaran yang ada.
  • Fungsi seni rupa terhadap rekreasi berhubungan dengan penyegaran dan pembaharuan kondisi emosional masyarakat seperti pembuatan taman rekreasi, dan pusat wisata lainnya oleh pemerintah menggunakan seniman.
  • Fungsi seni rupa dalam komunikasi adalah mempermudah penyebaran dan penerimaan informasi kepada para penerima informasi dengan memberikan sentuhan kreativitas.
  • Fungsi seni rupa dalam keagamaan salah satunya adalah mempermudah identifikasi kekhasan suatu agama.

10.  Nilai Estetis Seni Rupa

Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat obyektif dan subyektif.

Nilai estetis bersifat obyektif memandang keindahan sebuah karya seni rupa berada pada karya seni itu sendiri secara kasat mata.

Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang bersifat subyektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang dicerap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya.

11.  Jenis Seni Rupa

Jenis-jenis seni rupa ada 3 yaitu: berdasarkan wujudnya, waktu/masanya dan berdasarkan fungsinya. Berikut jenis-jenis seni rupa:

1)      Berdasarkan Dimensinya
Ø  Seni Rupa Dua Dimensi atau Dwimatra adalah karya seni rupa yang terbentuk dua ukuran, yaitu panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari arah depan.  Contoh seni rupa dua dimensi adalah seni lukis, seni batik, sketsa, dan seni ilustrasi.

Ø  Seni Rupa Tiga Dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki tiga unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki unsur kesan ruang, bentuk, dan volume dan bisa dilihat dari segala arah. Contohnya bonsai, patung, seni keramik, diorama dan yang lainnya.

2)      Berdasarkan Masanya
Ø  Seni Rupa Tradisional, Seni rupa zaman dahulu yang sudah memiliki aturan dan pakem tersendiri dan bersifat statis maksudnya baik bentuk maupun gayanya tidak mengalami perubahan. Aspek seni rupa tradisional ini dipertahankan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi sampai saat ini.

Ø   Seni Rupa Modern, merupakan karya seni terbaharui dari seni rupa tradisional yang mana aturan ataupun pola-pola yang ada sudah di ubah dan mengandalkan kekreatifitasan pembuat seni rupa atau bersifat individualis. Contoh seni rupa modern diantaranya adalah lukisan, grafis, patung dan kriya.

Ø   Seni Rupa Kontemporer, adalah karya seni yang muncul karena trend atau kondisi waktu dan bersifat kekinian.

3)      Jenis Seni Rupa Berdasarkan Fungsinya

Ø   Seni Rupa Murni (Fine Art) merupakan karya seni yang yang lebih mengutamakan keindahan dari pada fungsi, dan biasanya sering digunakan hanya sebagai pajangan. Contoh: lukisan dan patung.

Ø     Seni Rupa Terapan (Applied Art) merupakan karya seni yang memiliki fungsi atau kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari, namun tetap mempertahankan nilai-nilai keindahannya.Seni rupa terapan lebih mengutamakan kegunaan dibandingkan keindahannya. Contoh: seni grafis, seni dekorasi, reklame, ilustrasi, kerajinan/kriya, arsitektur, keramik, batik dan grafika.