Sabtu, 21 Desember 2013

cat lovers


Ailurophiles adalah sebutan untuk pecinta kucing yang selalu ingin tahu lebih banyak tentang hewan peliharaan favorit mereka (kepo kucing). Jika rekan pembaca terkasih termasuk salah satu Ailurophiles, hal-hal yang akan Anda baca berikut mungkin sudah terlebih dahulu Anda ketahui. Namun kalau belum, informasi berikut tergolong layak baca.
Di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, kucing adalah hewan peliharaan berbulu terpopuler, bahkan lebih populer daripada anjing, sahabat terbaik manusia. Beberapa keunggulan kucing dibanding anjing antara lain ukuran tubuh lebih kecil dan lebih ‘bandel’. Analogi yang pas untuk pernyataan tadi adalah antara Nokia 3310 jaman dulu & smartphone buah-buahan jaman sekarang. Ukuran 3310 lebih kecil (super portable), tapi ‘bandel’ (tahan banting).

Terdapat banyak jenis kucing rumah di dunia (lebih dari 40 jenis), namun kurang lebih hanya 3 jenis yang terkenal di Indonesia. Mereka adalah: kucing Persia, jenis kucing terpesek dengan rambut terpanjang dari semua jenis kucing. Kucing Angora, yang sering salah dalam penulisan (Anggora, 2 ‘g’). Nama lengkap kucing Angora adalah “Turkish Angora”, jenis kucing asli asal Turki. Dan terakhir kucing Siam, jenis kucing asal Thailand.
Dibandingkan dengan ukuran tubuh, kucing merupakan salah satu mamalia dengan ukuran mata relatif besar. Dari semua hewan, cumi-cumi memiliki proporsi mata terbesar. Kebanyakan kucing tidak memiliki bulu mata ̶a̶n̶t̶i̶ ̶b̶a̶d̶a̶i
Penglihatan kucing 6 kali lebih baik dari manusia saat malam dan penciuman kucing 14 kali lebih tajam dari manusia. Meskipun tidak buta warna, jangkauan warna yang dapat dilihat kucing sangat terbatas. Selengkapnya tentang penglihatan hewan: http://goo.gl/T88Sw.
Bagian tubuh kucing sering dipakai dalam penamaan benda. Salah satunya adalah batu mata kucing, batu mulia yang dipercaya dapat bersinar dalam gelap.
Contoh lainnya adalah tanaman kumis kucing yang terkenal dapat mengobati susah kencing dan rematik. Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri tanaman ini juga dikenal dengan nama “Cats Whiskers”.
Atau kue lidah kucing, kue kering dengan kandungan lemak, protein, dan gula yang tinggi. Bahan utama pembuat kue lidah kucing: tepung terigu, mentega, gula halus, putih telur. Aduk sampai rata, panggang hingga berwarna cokelat keemasan. Hmm…yummy. #FromFarahQuinnWithLove
Kucing tidur di sembarang tempat yang mereka rasa nyaman, dan dapat tidur selama 16-18 jam per hari.
Kucing betina menjadi dewasa saat usia 5 bulan, sementara jantan 9 bulan. Kucing betina dewasa dapat hamil & melahirkan 2-3 kali dalam setahun. Umumnya jumlah anak yang dilahirkan antara 1-8 ekor. Anak kucing yang dilahirkan bersamaan oleh satu induk betina bisa berasal dari beberapa sperma jantan berbeda. #NahLoh

Seekor kucing Siam di Inggris (7 Agustus 1970), melahirkan 19 ekor anak kucing (4 di antaranya mati saat proses melahirkan). 14 di antara anak kucing yang selamat adalah jantan. Ini adalah rekor anak kucing terbanyak yang dapat dilahirkan.
Selama hidupnya, seekor kucing betina dapat menghasilkan lebih dari 100 keturunan. Rekor keturunan terbanyak oleh kucing betina dipegang oleh seekor kucing bernama Dusty, terakhir melahirkan saat berusia 18 tahun (420 ekor keturunan).

Kucing melangkah dengan kedua kaki kiri, lalu kedua kaki kanan ketika mereka berjalan atau berlari. Kucing dapat melompat 5 kali dari tinggi tubuhnya.
Kucing rumah dengan ukuran terbesar berasal dari jenis Ragdoll, jantan dewasa 5-9kg, betina 4-7kg.
Kucing rumah dapat hidup antara 10-15 tahun. Seekor kucing bernama Ma, yang dimiliki oleh Alice George Moore dari Inggris merupakan kucing dengan usia terlama (meninggal pada tanggal 5 November 1957 saat berusia 34 tahun).

Selasa, 05 November 2013

Asal-Usul Tembang Cianjuran dan Rumpaka

 Tembang Cianjuran ini mula-mula dirintis oleh Regent Cianjur Raden Aria Adipati
Kusumahningrat yang bergelar Dalem Pancaniti (1834 – 1862), beliau seorang yang cerdas,
taat beragama, perhatiannya besar pada kebudayaan Sunda terutama kesenian (Surianingrat;
1982, 1940-1942; Sueb, 1997; Kurnia., dkk, 2003, 48-50). Perhatian beliau terhadap seni,
tidak serta-merta muncul, bakat dan sifat beliau secara turun-temurun diwariskan oleh
leluhurnya sejak putra pendiri ”Nagara Cianjur” Aria Wangsa Goparana bernama R.
Candramanggala kemudian turun-temurun sampai kepada Dalem Pancaniti.
 Pada awalnya kesenian ini hanya berkembang seputar kadaleman, kemudian menyebar ke
seluruh Pasundan. Mulanya Tembang Cianjuran hanya dinyanyikan oleh kaum pria, putri
hanya boleh menyanyi lagu panambih (Kurnia, Ibid) namun menginjak abad ke-20 muncul
para penembang wanita. ( Ibid).
 Kini tembang berkembang ke berbagai aspek kehidupan antara lain sebagai berikut: Pada
kedinasan penerimaan pimpinan baru dan pelepasan pimpinan lama, dan melepas seseorang
menjalani masa pensiun terdengar alunan kelembutan tembang. Pada rangkaian upacara adat
perkawinan, petatah-petitih sejak upacara penyiraman calon mempelai sampai upacara sawer
sehabis akad nikah dilantunkan tembang.
Rumpaka pun mengalami perkembangan, menurut Dadan Sukandar seorang penembang 
Cianjuran berusia lanjut, sebelum tahun tujuhpuluhan isi rumpaka seputar perenungan 
keagungan ciptaan Tuhan dan keluhuran budi para raja Sunda namun kemudian bergeser ke 
hal-hal yang bertemakan cinta (Pikiran Rakyat, 27 Januari 2007). 
 Asal-usul Rumpaka Tembang seperti dikemukakan sebelumnya, ada dua pokok yakni 
dalam bentuk pupuh yang terikat oleh dangding, kedua cuplikan-cuplikan dari kesenian 
pantun yang tidak terikat oleh metrum pupuh tersebut. Rumpaka yang berbentuk pupuh memiliki asal-usul yang sangat beragam, yakni dari wawacan, guguritan, penciptaan khusus 
bait-bait tertentu, dan penciptaan khusus dalam lagu tertentu (rumpaka sanggian). 
 Rumpaka yang berasal dari wawacan memiliki variasi bentuk sastra yang beragam. 
Wawacan adalah ceritera yang dibangun oleh bentuk-bentuk pupuh, merupakan pengaruh 
dari kesusastraan Jawa (Lihat tentang pupuh). Dari kata wawacan muncul kata mamaos yang 
berarti menembang, maos bahasa halus dari maca (membaca). 
 Karena lahirnya dari bentuk wawacan inilah kiranya muncul bentuk-bentuk unik dalam 
rumpaka Tembang Cianjuran, antara lain terdapat rumpaka berbahasa Jawa dan transformasi 
dari ceritera Jawa di antaranya; cuplikan dari kisah Roro Mendut.